Saya masih ingat kesedihan dihari pertama masuk pondok
Diusia 12 tahun meninggalkan rumah tuk menuntut ilmu
Berpisah dari kehangatan keluarga
Menuju “kerasnya” kehidupan pondok
Walaupun saya yang memilih untuk mondok, tp sepanjang perjalanan air mata tak terbendung
Saat itu, sepanjang jalan sepi, hanya sesekali terdapat rumah penduduk.
Memasuki daerah bernama Pattunggalengang
Disambut pintu gerbang betuliskan
“Pondok Pesantren Sultan Hasanuddin”
Sebuah mesjid berdiri gagah disebelah kri jalan, menyambut santri baru, para pencari ilmu
“Mesjid Nurul Ilmi” pusat kegiatan pondok.
Ketika mobil angkot yang sengaja disewa untuk hari spesial itu, memasuki pelataran asrama putra, Asrama Harmoko, diberi nama seperti itu berdasarkan penyumbang dana pendiriannya
Kesedihan sirna karena bertemu banyaknya kawan yang juga baru pertama kali menginjakkan kaki dipondok. Disambut ucapan selamat datang dan senyuman ramah para senior. Senyuman yang akan dirindukan selama di pondok.
Dan perpisahan itu terjadi, ketika semua barang bawaan telah dibongkar. Orang tua telah menyelesaikan proses administrasi dan bertemu pimpinan pondok untuk menitipkan anak sulungnya.
Air mata kembali tak terbendung, menatap ekor angkot yang perlahan menjauh, menghilang dikelolan jalan
Bahkan saat menulis ini mata masih berkaca-kaca mengingat kejadian itu
Walaupun dengan kesedihan itu, tidak ada penyesalan. Andai waktu diputar ke masa lalu, saya akan rela mengulangi kejadian itu demi menjadi santri.
Malam pertama adalah malam terberat selama mondok. Seluruh santri tidur di kamar bangsal, berlaskan kasur busa yang dibawa masing-masing. Kalau tidak salah hanya seminggu kasur itu terasa empuk, selebihnya sudah seperti tidur diatas lantai karena busanya sudah rata.
Itu dulu, sekarang santri sudah memakai ranjang susun, yang pasti terasa lebih nyaman.
Malam itu yang terbayang adalah “rumah”
Kehangatan bersama keluarga
Keindahan kasih sayang orang tua
Tapi…
Hari ini saya sadar, yang terjadi saat itu adalah cara terbaik membahagiakan orang tua
Dengan mondok saya jadi lebih tau cara menghormati orang tua
Dengan mondok saya jadi lebih tau cara menghargai kasih sayang orang tua
Dengan mondok saya jadi lebih tau cara terbaik mendo’akan orang tua
Dengan mondok saya jadi lebih tau cara mengasihi mereka
Rabbighfirli waliwalidayya warhamhuma kama rabbayani shaghira
Ya Tuhanku, ampunilah dosaku dan dosa kedua orang tuaku, kasihilah mereka sebagaimana kasih mereka padaku sewaktu aku masih kecil
Ping balik: Jadi Santri Karena Nakal | auliamaharani