Sambil menunggu panggilan boarding di ruang tuggu bandara, saya melihat jika sebagian dari kita tidak menyadari telah menyusahkan orang lain.
Kita rela antri untuk membeli makanan. Kemudian menikmati sendiri makanan tersebut. Tapi kenapa setelah kenikmatan itu, kita malah menyusahkan orang lain.
Meninggalkan sisa wadah makanan seenaknya. Akan ada petugas khusus yang akan membersihkan, namun sebelum itu, ada orang lain yang akan manfaatkan tempatnya. Kita telah meninggalkan jejak untuk orang lain, jejak keburukan.
Tanpa sadar..ini terjadi dalam kehidupan sehari-hari, bukan hanya sampah berupa benda, tapi sampah perkataan dan perbuatan yang pasti nyusahin orang lain.
Kita terkadang seenaknya mengucapkan sesuatu, tapi lupa kalau ada orang lain yang mendengar. Kalimat buruk keluar dari mulut dengan mudahnya, kita lupa kalau ada telinga orang lain . Kalimat yang keluar dari mulut tidak mungkin tertelan kembali.
Dimedia sosial, kita seenaknya berpendapat. Menyebarkan berita-berita buruk, menyebarkan berita tanpa memikirkan benar salahnya. Sepersekian detik berita tershare, tanpa berusaha untuk mengetahui isinya.
Dijalan raya, kita seenaknya berkendara. Berpindah jalur seenaknya. Membunyikan klakson seenak hati. Kita lupa kalau ada orang lain yang ikut memakai jalan.
Mari menjaga diri supaya tidak “menyampah” ke orang lain.
Selamat berakhir pekan, mari membagi kebahagian, bukan “sampah” untuk orang lain.