Setelah meng-upload tulisan Terdzolimi dan Simpati
Seorang teman berkomentar tentang kenistaan.
“jika kau ikut merasa Ternista maka engkau berada dibarisan orang Shaleh, namun jika tidak merasa Ternista kau berada dibarisan orang Munafik dan Kafir”.
Mungkin ini ada hubungannya dengan seseorang yang sedang mengadu nasib di Ibukota
Datang jauh dari kota pelangi, mendobrak gemerlapnya ibukota.
Karena perbedaan sudut pandang dalam memaknai “Ternista”
Bisa jadi, makna “ternista” akan ditentukan melalui pemilihan suara.
Karena berbeda,
Mereka…
saling mengadu argumen
saling menyalahkan
saling mencaci
Ada yang membela sampai lupa keadaan dirinya.
Ada yang mencela sampai lupa ketercelaan dirinya.
hilang rasa persaudaraan
hilang rasa toleransi
hilang rasa kemanusiaan
Membela karena cinta, mencela karena benci
Jika engkau mencintai
maka…
“Cintailah kekasihmu (secara) sedang-sedang saja, siapa tahu disuatu hari nanti dia akan menjadi musuhmu; dan bencilah orang yang engkau benci (secara) biasa-biasa saja, siapa tahu pada suatu hari nanti dia akan menjadi kecintaanmu” (Riwayat Turmidzi)
“Jangan mencintai orang yang tidak mencintai Allah. Kalau dia berani meninggalkan Allah, apalagi meninggalkan kamu.” (Imam Syafi’i)
Jika engkau membenci
Maka…
“… Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa…” [Al Maa-idah 8]
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui” [QS. Al-Baqarah 2: 216]