BUNG KARNO : MEMILIH BERDASARKAN AGAMA


PENCERAHAN

Hari ini rencana akan tidur lebih cepat, tiba dirumah setelah azan isya berkumandang setelah “nguli” seharian.

Sebelum tidur saya menyalakan tv, melihat satu persatu chanel yang ada, akhirnya saya memilih chanel tv yang sedang berulang tahun. Sedang diadakan disiarkan diskusi berbagai tokoh yang temanya kalau tidak salah tentang persatuan dan kebangsaan.

Saya tidak terlalu fokus pada acara yang sedang disiarkan sampai pada giliran Prof. Dr. Mohammad Mahfud M.D., S.H., S.U menyampaikan pendapatnya. Salah satu yang perhatikan dengan jelas adalah ajakan melihat kembali pidato Presiden RI pertama Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 yang kemudian dikenal sebagai hari lahirnya Pancasila.

MEMILIH PEMIMPIN BERDASARKAN AGAMA MELAWAN KONSTITUSI

Saya merasa ini sangat terkait dengan tema berbagai diskusi yang saat ini banyak bertebaran mulai dari warung-warung kopi sampai kesosial media. Ada yang turun kejalan meneriakkan bela islam, ada yang berargumen di media tentang pilihan pemimpin. Salah satu yang terkini tentang komentar Bapak Basuki Cahaya Purnama (AHOK) tentang pemilihan berdasarkan agama melawan konstitusi seperti yang tercantum di beberapa media.

http://www.tribunnews.com/metropolitan/2017/02/11/ahok-pejabat-pemprov-yang-pilih-cagub-berdasarkan-agama-melawan-konstitusi

https://news.detik.com/video/170211039/pesan-ahok-memilih-karena-agama-melawan-konstitusi

Saya pun berusaha mencari tahu tentang isi pidato bung Karno, setelah membuka berbagai sumber melalui internet. Saya menemukan pidato tersebut lengkap di https://www.scribd.com/document/47710246/LAHIRNYA-PANCASILA

PIDATO BUNG KARNO 1 JUNI 1945

pisdato-bung-karno-lahirnya-pancasila-800x513.jpeg

Pada potongan pidato tersebut ada ajakan untuk memilih pemimpin berdasarkan agama. Potongan pidatonya bung karno saat itu adalah

Apa-apa yang belum memuaskan, kita bicarakan di dalam permusyawaratan. Badan Perwakilan, inilah tempat kita untuk mengemukakan tuntutan-tuntutan Islam. Disinilah kita usulkan kepada pemimpin-pemimpin rakyat, apa-apa yang kita rasa perlu bagi perbaikan. Jikalau memang kita rakyat Islam, marilah kita bekerja sehebat-hebatnya, agar supaya sebagian yang terbesar dari pada kursi-kursi Badan Perwakilan Rakyat yang kita adakan, diduduki oleh utusan-utusan Islam. Jikalau memang rakyat Indonesia rakyat yang bagian besarnya rakyat Islam, dan jikalau memang Islam disini agama yang hidup berkobar-kobar di dalam kalangan rakyat, marilah kita pemimpin-pemimpin menggerakkan segenap rakyat itu agar supaya mengerahkan sebanyak mungkin utusan-utusan Islam kedalam badan perwakilan ini. Ibaratnya Badan Perwakilan Rakyat 100 orang anggautanya, marilah kita bekerja, bekerja sekeras-kerasnya, agar supaya 60, 70, 80, 90 utusan yang duduk dalam perwakilan rakyat ini orang Islam,pemuka-pemuka Islam. Dengan sendirinya hukum-hukum yang keluar dari Badan Perwakilan Rakyat itu,hukum Islam pula. Malahan saya yakin, jikalau hal yang demikian itu nyata terjadi, barulah boleh dikatakan bahwa agama Islam benar-benar hidup di dalam jiwa rakyat, sehingga 60%, 70%, 80%, 90% utusan adalah orang Islam, pemuka-pemuka Islam, ulama-ulama Islam. Maka saya berkata, baru jikalau demikian,hiduplah  Islam Indonesia, dan bukan Islam yang hanya di atas bibir saja. Kita berkata, 90% daripada kita beragama Islam, tetapi lihatlah di dalam sidang ini beberapa persen yang memberikan suaranya kepada Islam? Maaf seribu maaf, saya tanya hal itu! Bagi saya hal itu adalah satu bukti, bahwa Islam belum hidup sehidup-hidupnya di dalam kalangan rakyat.

Selamat Berdemokrasi..

Iklan

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s