NO ACTION TALK ONLY
Istilah NATO sangat populer dikalangan siswa ketika saya duduk di SMA. NATO kami gunakan untuk menggambarkan siswa yang hanya banyak bicara tapi tidak membuktikan kinerja apa-apa, atau hanya berbicara tapi tidak ada perbuatan.
Pemaknaan NATO kemudian bergeser, selain menjadi ajang pembuktian siswa dalam membuktikan kata-kata dengan perbuatan, juga menjadi ajang “motivasi” siswa untuk mengungkapkan perasaannya pada para siswi.
Ketika berkumpul dikamar (sekolah kami berasrama), kami akan berdiskusi dengan berbagai tema. Mulai dari pembahasan berat (tentang tugas, fisika, matematika, kimia, dan pelajaran lain) sampai ke pembahasaan ringan seputar kehidupan kami sehari-hari (cucian, makanan, pulang kampung, dll)
Namun..
Apapun yang mengawali pembicaraan itu, pembahasan berat maupun ringan, semua akan berakhir dengan pembahasan seputar siswi. Segala macam hal tentang siswi akan terbahas..hahahaha
TANTANGAN NATO
Setelah itu akan mucul tantangan-tantangan
Yang bisa mengungkapkan perasaanya pada siswi akan masuk golongan Non NATO, sedangkan yang tidak berani ikut serta alias tidak berani mengungkapkan perasaanya akan masuk golongan NATO. Golongan NATO sendiri terdiri dari beberapa kategori yang pastinya akan dipimpin oleh yang ter NATO, yang disebut Sekjen NATO.
Akhirnya satu persatu siswa berusaha membuktikan dirinya bukan golongan NATO.
Mereka akan mengungkapkan perasaanya langsung kepada siswi yang telah dia sebutkan sebelumnya, yang lain akan memberi bumbu-bumbu semangat atau malah akan menjatuhkan semangat.

Para pejuang NATO sedang diterjunkan ke medan tempur
Setelah selesai mengungkapkan perasaanya secara langsung, penerima tantangan akan kembali ke kamar dan memberikan laporan serta konfirmasi sebagai bukti jika ia bukan golongan NATO.
INI BUKAN PELECEHAN
Yang terjadi kemudian adalah…
Seorang siswi akan menerima ungkapan perasaan dari beberapa orang siswa dengan selang waktu hanya hitungan jam. Ini menandakan jika target siswa yang melakukan tantangan terfokus pada beberapa orang saja
Bisa jadi…
Patut diduga…
dan MUNGKIN SAJA…
Tantangan-tantangan itu hanya sebagai pemicu saja, perasaan itu sudah ada dalam diri siswa yang melaksanakan tantangan, hanya membutuhkan dorongan saja. Dengan dalih agar tidak dimasukkan golongan NATO tetapi sebenarnya mengungkapkan apa yang ada didalam hatinya.
Ini bisa jadi..
Kalau ada merasa..
Kalau adan yang baper..
Silahkan mengingat kembali kejadiannya..hahahaha
Masa SMA penuh cerita
Masa SMA penuh cinta
Masa SMA penuh NATO
Kasihan para siswinya … jadi korban …
SukaSuka
Tdk ada yg jadi korban…seperti pada kalimat penutup..bisa jadi atau mungkin..hehehe
SukaDisukai oleh 1 orang