Monumen cinta sejati Habibie-Ainun adalah Prasasti Cinta di Kota Pare-pare, sebuah kota ditepi selat Sulawesi, 153 km dari Kota Makassar. Kota berbukit yang mengandung cerita lahirnya salah satu putra terbaik negeri ini. Prof DR(HC) Ing Dr.Sc.Mult. Bacharuddin Jusuf Habibie pada tanggal 25 Juni 1936.
Perjalanan melintasi jalan trans Sulawesi dari kota Makassar, pasti akan melewati Kota Pare-pare, termasuk saya saat ini. Kesempatan ini saya manfaatkan dengan mengunjungi Monumen Cinta Sejati “Habibi-Ainun” yang berada di sudut Lapangan Andi Makkasau, Jalan Karaeng Burane, Mallusetasi, Pare-Pare
Kisah hidup Habibie sudah banyak diceritakan, bahkan kisahnya sudah di buat film. Cerita kehidupannya tidak bisa dilepaskan dari kisah cintanya dengan dr. Hasri Ainun Besari yang dinikahinya pada tanggal 12 Mei 1962.
Habibie-Ainun, kisah cinta yang terpisah oleh berhentinya tarikan napas, namun cinta itu tak berhenti. Kisah cinta yang akan tetap diceritakan 1000 tahun yang akan datang.
Dalam berbagai tayangan, Habibe tampak begitu rapuh menghadapi kenyataan berpisah dengan sang Istri, bahkan itu dikisahkan sendiri dalam buku Habibie-Ainun. Buku yang ditulisnya sendiri utuk mengenang sang Istri.
Monumen Perunggu Habibi-Ainun diresmikan pada tanggal 12 Mei 2015, berdiri kokoh dengan latar foto-foto kemesraan mereka. Habibie memakai jas, kacamata dan melambaikan tangan sedangkan Ainun berkerudung dan menggenggam sekuntum bunga.
Kisa cinta mereka adalah inspirasi dan teladan untuk kisah cinta yang telah terajut atau akan terajut dimasa yang akan datang.