KERASNYA KEHIDUPAN JAKARTA
Semalam tiba di jakarta menjelang tengah malam, Alhamdulillah mendarat dengan selamat, walaupun singa terbang yang saya tumpangi mendarat sedikit keras. Perjalanan kemudian berlanjut dengan gerobak besi menuju tepian timur ibukota.
Jalan toll pelabuhan mulai sepi saat terlihat sebuah mobil pick up yang dilengkap atap pelindung sekedarnya. Mobil berjalan dengan kecepatan sedang dan tampak 4 orang duduk dan berbaring dibagian belakang mobil.
Mobil dengan bak terbuka seharusnya tidak mengangkut orang, khususnya di jalan toll
Dua orang nampak lelap dengan sarung menyelimuti badan. Menghalangi dinginnya malam menusuk badan. Sepatu boot masih terpasang, entah apa yang telah atau akan mereka kerjakan. Kerasnya hidup ibukota, saat yang lain sedang tertidur lelap, mereka malah menantang malam.
PELANGGARAN DAN KOMPROMI
Siapapun yang mempekerjakan mereka, harusnya sadar bahwa nyawa mereka sedang dipertaruhkan untuk sebuah hal yang entah untuk kemudahan atau penghematan.
Siapapun mereka, harusnya sadar jika mereka dalam bahaya. Pilihan mungkin sebuah kemewahan yang tak dimiliki.
Siapapun yang menjaga aturan semalam, mungkin sedang melakukan kompromi atas kerasnya hidup ibukota.
Positif thinking saya hari ini.. tapi mungkin lain waktu harusnya ditindak, untuk keselamatan mereka sendiri.
Ping balik: Sang Mantan | auliamaharani