Suatu waktu, saat akan membuang sampah ke bak truk pembuangan, saya dikagetkan keberadaan seorang kakek yang sedang memilah sampah plastik. Model bak truk sampah tersebut tertutup membuat saya tidak dapat melihat secara langsung keberadaan si Kakek dari jauh.
Karena rasa penasaran, saya pun bertanya beberapa hal dan ia pun tak sungkan untuk menjawab.
Saya mengumpulkan plastik-plastik, lalu saya jual ke pengepul seharga Rp 1500 per kg, tuturnya
Butuh 10 kg untuk menghasilkan uang sebesar Rp 15.000,- yang bagi sebagian orang hanya untuk jajan anaknya dipagi hari, itupun kalau cukup.

Pemulung dan Perkotaan
Diberbagai tempat di negeri ini, kejadian ini adalah hal biasa. Keberadaan pemulung menjadi hiasan perkotaan. Mereka mengais rejeki diantara tumpukan sampah, mencari sesuap nasi dari barang sisa orang lain. Sebagian bahkan menjalani kehidupan diantara tumpukan sampah tersebut. Berbekal kardus bekas sebagai dinding pembatas
Pemulung didefiniskan sebagai orang yang mencari nafkah dengan jalan mencari dan memungut serta memanfaatkan barang bekas (seperti puntung rokok) dengan menjualnya kepada pengusaha yang akan mengolahnya kembali menjadi barang komoditas.
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/pemulung
Keberadaan pemulung tidak bisa lepas dari arus urbanisasi. Perpindahan masyarakat ke perkotaan membuat kebutuhan akan sumber penghidupan semakin besar, jika sumber penghasilan yang dihrapkan tak kunjung datang, maka gelandangan yang berujung pada profesi pemulung juga akan meningkat.
Pemulung dan Perekonomian
Saya menyebutnya sebagai profesi karena saat ini, pemulung bukan hanya dalam konteks orang yang susah dan membutuhkan.
Sebagian pemulung sudah dapat menjadikan kegiatan ini sebagai sebuah kegiatan ekonomi yang menjadi sumber penghasilan besar.
Henk Ngantung, gubernur Jakarta 1964-1965 bahkan memiliki ide untuk memberdayakan pemulung sebagai bagian dari proses pengelolaan sampah ibukota, Ia melihat bahwa kegiatan pemulung memiliki potensi ekonomi yang besar. Namun, ide besarnya tidak dapat terealisasi seiring pendeknya masa jabatannya
Keberadaan pemulung memang menjadi fenomena simalakama bagi kehidupan perkotaan, disatu sisi mereka menampilkan kekumuhan dan disisi lain mereka membantu mengurangi sampah yang teronggok di sudut perkotaan dan menggerakkan perekonomian
baca juga
Blogger Mesum
Ping balik: Warisan Dari Kami Untuk Anak Cucu | auliamaharani