Masuk Rumah Sendiri Bukan Berarti Seenaknya
Sering terlihat, kejadian yang berkaitan dengan pemeriksaan bea dan cukai ketika tiba di Indonesia adalah warna negara Indonesia sendiri. Kejadiannya mulai dari teriakan, makian dan perlawanan saat dilakukan pemeriksaan. Mungkin, salah satu alasan yang dapat dikemukakan dari kejadian ini adalah warga negara Indonesia merasa masuk ke rumah sendiri dan bebas dari berbagai aturan.
Ketika seseorang bertamu ke rumah orang, ia cenderung sangat patuh, menjadi anak baik-baik. Hal ini berbeda jika ia kembali ke rumahnya sendiri. Hal ini juga berlaku dalam perjalanan ke luar negeri. Kepatuhan terhadap aturan saat berada di luar negeri sangat tinggi, sangat berbeda ketika kembali ke “rumah sendiri” Indonesia.
Rasa kembali ke rumah bukanlah sebuah kesalahan karena memang itulah yang terjadi. Tapi, merasa bebas dari aturan adalah hal yang perlu diluruskan.
Bolehkan masuk ke rumah dengan kaki kotor?bolehkah masuk ke rumah dengan membawa barang-barang seenaknya?bolehkah meletakkan barang-barang seenaknya ketika tiba dirumah?bolehkan menyimpan alas kaki sembarangan?
Jika jawaban-jawaban tersebut adalah boleh, maka tidak akan ada cerita ibu yang marah karena rumah kotor atau barang berantakan.
Tetap Tenang, Hindari Loe Yang Salah Loe Yang Galak
Sudah pernah liat iklan dengan tag line ini?
”Loe yang salah Loe yang galak”
Ini adalah fenomena sosial yang menjadi lucu jika dilihat dari rekaman video. Namun, terkadang kita terjebak didalamnya. Merasa benar, merasa tidak melanggar aturan, merasa lebih berhak, merasa lebih tau, dan lain-lain. “Merasa” ini kemudian diinterpretasikan dalam bentuk perbuatan “galak”, berbicara lebih keras, merendahkan orang lain dan semacamnya
Ingatlah.. bahwa “merasa” dapat berarti bahwa hal tersebut hanya ada dipikiran, bukan pada kenyataannya demikian. Orang benar, tidak akan berpikiran bahwa ia adalah yang paling benar. Sebaliknya orang yang merasa benar, di dalam pikirannya hanya dirinya yang paling benar .
Cara terbaik menghindari “merasa” adalah bersikap tenang, berpikir dengan kepala jernih, agar terhindari dari perbuatan bodoh yang merugikan dan mempermalukan diri sendiri
Hindari Bawa Barang Bawaan Berlebih
Sudah menjadi kebiasaan untuk membeli oleh-oleh ketika kembali dari sebuah perjalanan, khusunya ke luar negeri. Oleh-oleh ini kadang bukan hanya untuk keluarga terdekat tapi untuk tetangga-tetangga yang jumlahnya tak terhitung. Membeli oleh-oleh bukanlah hal terlarang, namun perlu dipertimbangkan agar tidak berlebihan.
Tidak ada yang baik dalam berlebih-lebihan, termasuk dalam hal barang bawaan. Bawalah barang bawaan secukupnya dan jika timbul kewajiban pajak, bayarlah sesuai aturan yang berlaku. Selain menimbulkan kenyamanan dalam perjalanan, juga untuk menghidari pemeriksaan saat tiba kembali di Indonesia
Ping balik: Hindari Ribet Dengan Bea Cukai Saat Tiba Dari Luar Negeri | auliamaharani
Ping balik: Hindari Ribet Saat Tiba Dari Luar Negeri | auliamaharani