Suasana kota yang dingin dengan berbagai varian bunga yang indah, menjadi incaran warga perkotaan yang ingin melepas lelah.
Cerita tentang Kota Bunga Malino tak akan pernah habis dirangkai oleh untaian kata. Kota yang berjarak + 70 Km dari Makassar ini telah lama menjadi tujuan pelancong kota diakhir pekan. Selain karena suasananya, kota ini juga menyimpan berbagai cerita sejarah. Salah satunya adalah saksi perjanjian damai Ambon dan Poso. Pertumpahan darah di dua kota ini berakhir diatara kesejukan dan aroma hutan pinus malino.
Akhir pekan ini, saya bersama keluarga kembali menikmati segarnya udara pegunungan Malino. Perjalanan sedikit terhambat karena harus menghadapi kemacetan yang cukup panjang sebelum memasuki perbatasan kota. Hal ini akibat pembatasan covid19, sehingga pengunjung yang hendak memasuki wilayah wisata harus melalui pos pemeriksaan. Bagi yang telah mendapatkan vaksinasi, jangan khawatir, cukup tunjukkan bukti vaksin anda.
Pada kesempatan kali ini, kami menginap di Masagena Cottage III yang berada di Lingkungan Batu Lapisi Dalam, Kelurahan Malino. Lokasinya berjarak + 4 Km ke arah timur dari pusat kota Malino. Titik 0 kota malino sendiri berada di Jalan Sultan Hasanuddin, tepatnya di lapangan Prayudha milik TNI Angkatan Darat.
Pondok-pondok dengan arsitektur minimalis menyambut para tamu ketika memasuki area cottage. Bangunan dengan ornamen kayu ini berjejer mengikuti kontur tanah yang berundak.
Saat masuk ke lokasi sekitar pukul 15.00 WITA, cuaca cukup panas, mungkin karena posisi cottage yang berada dilereng pegunungan. Namun, suasana mulai berubah menjadi sangat dingin ketika menjelang malam. Suhu dingin inilah yang menjadi ciri khas dan salah satu daya tarik wisata Kota Malino.
Pengelolaan kedatangan tamu belum sepenuhnya profesional, namun pegawai yang ramah menjadi nilai plus pada pelayanan. Ruangan juga tertata bersih saat check in. Di dalam ruangan tidak tersedia air mineral, namun dapat diminta ke pegawai untuk disediakan dan gratis.
Di pagi hari, suhu tidak berubah namun kali ini disertai hembusan angin yang cukup kuat. Sarapan hangat di restoran dengan cepat menjadi dingin ketika disajikan. Begitupula dengan minuman panas yang akan segera menjadi hangat ketika dituang ke dalam gelas.

List Harga Masagena III
Terdapat beberapa pilihan jenis pondok di Masagena Cottage III sesuai kebutuhan pengunjung. Jika dirata-ratakan, biaya menginap di cottage ini sebesar Rp 200rb s.d 300rb per orang. Pilihan pondoknya dan harrganya sebagai berikut
- Sipurio-rio couple max 4 org (Rp 800.000) = 10 unit,
- Sipammase-mase cottage max 4 org (Rp 1.300.000) = 19 unit,
- Sipurennu-rennu couple max 6 org (Rp 1.500.000) = 17 unit,
- Lamaloang cottage VIP max 10 org (Rp 3.000.000)= 2 unit
Untuk jenis Sipammase yang saya sewa, terdapat sebuah ranjang berukuran 120 x 200 di lantai 1 dan kasur berukuran sama di lantai 2. Lantai dua bergaya loteng sehingga hanya cocok untuk anak-anak karena langit-langit yang rendah dengan posisi miring mengikuti gaya atap bangunan.
Harga diatas sudah termasuk sarapan pagi sesuai jumlah maximal orang. Sarapan yang tersedia saat kami menginap adalah nasi goreng, songkolo (makanan khas bugis makassar) dan bakso. Untuk minuman disediakan kopi dan teh.
Selain tempat tidur yang nyaman, tipe pondok ini juga telah dilengkapi dengan pemanas air, sehingga jangan khawatir akan kedinginan saat mandi. Walaupun terkadang harus menunggu cukup lama karena pemanas air listrik yang digunakan hanya memiliki kapasitas 1,5 Liter sekali pemanasan.
Ruang utama di lantai satu yang berukuran kurang lebih 3,5 x 3 meter, dilengkapi dengan sepasang kursi dan sebuah meja bulat berukuran kecil. Tidak ada lemari untuk menyimpan barang, sehingga ruangan terasa lebih lega. Kamar mandi berukuran kurang lebih 2 x 2 meter yang berada di lt 1 juga menambah kesan luas pada ruangan.
Pelancong yang hendak menginap di tempat ini dapat menghubungi nomor 0815 2492 1476 atau 0812 4293 7525. Nomor kontak hanya dapat dihubungi via whatsapp. jika menggunakan telepon, maka akan tersambung ke orang lain. Ketika saya coba hubungi via telepon, saya terhubung dengan seseorang di Kalimantan. Namun jangan khawatir, pihak cottage tidak meminta uang muka saat pemesanan. Pembayaran dilakukan saat akan check in.
Selain via whatsapp, admin Masagena Cottage III juga dapat dihubungi via instagram @masagena.cottagemalino. Cottage ini sendiri adalah cottage ke-3 dari Massagena group. Masagena Cottage I terletak didepan pasar Malino sedangkan masagena cottage II terleta tidak jauh dari masagena cottage III. Dari sisi view, tampilan dan lokasi cottage III lebih baik dibandingkan dua pendahulunya.
Lokasi massagena cottage III tidak jauh dari the river. Arena rekresasi yang saat ini ramai dikunjungi karena tampilannya yang instagramable. Arena ini dapat diakses dengan berjalan kaki dari area cottage.
Kekurangan yang saya rasakan saat menginap di cottage ini, seperti umumnya penginapan di Malino, fasilitas yang tersedia hanya sebatas tempat menginap dengan pendukung minimalis berupa tempat makan. Fasilitas pendukung rekreasi lain belum terintegrasi didalam area cottage seperti arena berkuda (kegiatan khas di area hutan pohon pinus malino), arena outbond, dan lain-lain.
Saya menyarankan untuk membawa alat permainan sendiri ketika berkunjung bersama keluarga. Mungkin sepasang raket ataupun bola kaki dari plastik untuk menghangatkan suasana bersama anak

Disekitar lokasi tidak terdapat resto lain, sehingga pengunjung harus ke pusat kota untuk mencari alternatif.
Hal penting yang perlu diketahui adalah terkait signal handphone. Coverage area untuk provider telkomsel sangat buruk di cottage ini, bahkan saya tidak dapat memanggil/menerima panggilan telepon didalam pondok. Info yang saya dapatkan dari pengelola bahwa di lokasi ini hanya ramah bagi pengguna Indosat dan smartfren.
Hal terakhir ini bagi sebagian orang adalah kekurangan, namun bagi saya ini adalah sebuah keuntungan. Berlibur bersama keluarga dan “dipaksa” untuk jauh dari dunia maya. Kondisi ini akan menambah hangat suasana liburan bersama istri dan anak tercinta.
Selamat berlibur bersama keluarga dan menikmati indahnya Kota Bunga Malino. Jangan lupa tetap mematuhi protokol kesehatan dengan memakai masker.
Artikel yang menarik. Lengkap diuraikan.
SukaSuka