Tutur Tinular


Duduk terpaku mendengarkan suara radio..

Sambil membayangkan pertarungan silat..

Membayangkan peran dalam setiap adegan sandiwara..

Itulah kejadian di masa kecil awal tahun 90an..

Ketika televisi masih menjadi barang mewah dan langka..

Belum ada sinetron-sinetron dengan cerita alay yang menjamur seperti saat ini.

Sandiwara ini mengingatkan kenangan masa kecil..

Sebenarnya..

Ibu saya yang suka mendengarkan sandiwara radio.

karena tidak ada pilihan lain, saya pun terpaksa ikut mendengarkan

Awalnya terpaksa, tapi akhirnya saya pun menjadi pengikut setia..hahahaha

Tutur Tinular

Saya masih ingat nama-nama pemerannya

Arya Kamandanu, Arya Dwipangga, Mei Shin, Nari Ratih, Sakawuni, Lo Shi Shan, Ranggalawe..

dan tentu saja

“PEDANG NAGA PUSPA” buatan Mpu Ranubaya.

Karya S.Tidjab ini pertama kali disiarkan 1 Januari 1989

Tutur Tinular berasal dari bahasa jawa yang berarti nasihat atau petuah yang disebarluaskan.

Sandiwara ini bercerita tentang perjalanan Arya Kamandanu dengan latar belakang keruntuhan kerajaan Singhasari dan berdirinya kerajaan Majapahit.

Mencintai bunga desa bernama Nari Ratih namu dikhianati saudara kandung bernama Arya Dwipangga

Kembali mencintai perempuan keturunan mongolia bernama Mei Shin dan kembali dikhianati Arya Dwipangga.

Tutur Tinular ditutup dengan pertemuan dengan Arya Kamandanu dengan Gajah Mada, patih legendaris kerajaan Majapahit

Beberapa versi layar lebar pernah ditayangkan

Tutur Tinular I (Pedang Naga Puspa) 1989

Tutur Tinular II (Naga Puspa Kresna) 1991

Tutur Tinular III (Pendekar Syair Berdarah) 1992

Tutur Tinular IV (Mendung Bergulung diatas Majapahit) 1992

Di kampung-kampung, versi layar lebar ini sering ditayangkan dalam bentuk layar tancap, mengiringi penyuluhan keluarga berencana.

Film Tutur Tinular yang saat ini ditayangkan di sebuah stasiun swasta menunjukkan kalau saya sudah tua…hahahaha

Tinggalkan komentar