Naik Taksi Bandara Sultan Hasanuddin, 18 Km Bayar Rp 145rb


Ini pengalaman pribadi, kejadiannya kemarin saat baru tiba di Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar. Sudah setahun sejak terakhir kali menggunakan fasilitas di terminal kedatangan. Dahulu penumpang yang baru tiba harus turun ke area basement untuk penjemputan dan memesan taksi. Saat ini, penumpang dapat langsung memesan taksi saat keluar dari terminal kedatangan, mungkin adanya proses perluasan bandara

Saat rutin melakukan penerbangan, saya lebih sering menggunakan jasa angkutan berbasis online ketika tiba karena biaya yang lebih murah. Namun, untuk prosesnya harus kucing-kucingan dengan petugas keamanan dan naik ke mobil di area parkir, bukan diarea penjemputan. Begitupun saat tiba kali ini, saya berusaha memesan melalui aplikasi. Setelah bertukar pesan dengan pengemudi, ternyata mereka sudah tidak berani mengambil penumpang di area bandara sehingga pemesananpun saya batalkan. Opsi terakhir saya saat ini adalah menggunakan taksi bandara.

Proses pemesanan taksi masih sama, yaitu menggunakan komputer pemesanan taksi yang tersedia diarea penjemputan. Seperti biasa akan dibantu oleh petugas untuk proses pemesanan. Hal yang berbeda kali ini adalah petugas yang lebih ramah (paling tidak itu yang sarasakan) dan tidak ada lagi tindakan agresif serta teriakan-teriakan sopir taksi yang mencari dan berebut penumpang.

Pada mesin pemesanan terdapat dua pilihan pembayaran taksi, sistem argo dan zonasi. Kalau tidak salah ada 3 sistem zona dengan tarif tertinggi 150rb. Jika diantar keluar dari zona yang ada, maka tarifnya bisa mencapai lebih dari 200rb

Karena pertimbangan kenyamanan (paling tidak dalam pikiran saya), saya memesan taksi dengan sistem argo. Saya berharap menggunakan taksi burung biru, tp ternyata jenis taksi ini tidak beroperasi di area Bandara Sultan Hasanuddin. Setelah mendapatkan nomor kode antrian, saya dipersilahkan masuk ke area penjemputan. Saat itu, saya mendapatkan taksi Bosowa yang menurut saya cukup bagus jika dibandingkan yang lain.

Setelah mobil datang, saya pun bertemu sopir yang memperlihatkan wajah kurang senang ketika saya sebut argo. Diapun menawarkan supaya sistem pembayaran diubah menjadi sistem zonasi dengan tarif 150rb yang kemudian dia turunkan ke 130rb (daerah tujuan depan telkom Pettarani). Namun, saya tetap memilih pembayaran sistem argo. Sopir tersebut tidak bersedia mengangkut saya dengan berbagai alasan, salah satunya tidak memiliki kartu toll. Dia malah berusaha mengangkut penumpang lain. Petugas pelayanan taksi menegur sopir tersebut dan mengambil gambar sopir beserta taksinya (mungkin untuk dicatat atau dilaporkan).

Saya kemudian diminta menunggu untuk antrian taksi berikutnya dan akhirnya mendapatkan taksi dari perusahaan yang sama. Kejadiannya yang samapun berulang dan saya dipindahkan lagi ke taksi setelahnya dari perusahaan Komp#####. Karena terik matahari ditempat penjemputan taksi yang lumayan terik sore itu, walaupun tidak nyaman tapi ya sudahlahhh.

Dalam perjalanan, saya memperhatikan jumlah tagihan argo yang lumayan tinggi. Baru memasuki pintul toll pertama, argo sudah menunjutkan angka mendekati 50rb. Setelah melalui jembatan toll seksi IV (hasil search google) dan mobil berbelok ke arah jalan Pettarani, argo sudah menunjukkan angka 100rb. Karena merasa tarif argo yang tinggi (menurut saya) maka saya pun meminta untuk turun didepan Gedung Graha Pena. Jarak antara Bandara Sultan Hasanuddin ke Gedung Graha Pena jika melalui jalan toll berdasarkan google map sejauh 18 Km.

Untuk jarak tersebut, saya membayar 145 rb dengan rincian Biaya konsesi bandara Rp. 10rb + Biaya Toll 13rb + Argo 122 rb. Jika saya menggunakan jasa angkutan online, biaya yang harus saya keluarkan selain biaya toll adalah Rp. 64rb

Tulisan ini tidak untuk mengatakan bahwa taksi yang saya tumpangi melalukan kecurangan. Namun, hanya sekedar berbagi cerita terkait biaya taksi yang menurut saya cukup mahal. Ongkos taksi tersebut hampir setengah dari harga tiket pesawat Mamuju-Makassar hari itu. Sampai saat ini saya masih bertanya-tanya, apa keuntungan sistem zonasi bagi sopir taksi sampai mereka menolak untuk mengangkut saya yang menginginkan pembayaran sistem argo (ternyata tarifnya lebih mahal)

Satu pemikiran pada “Naik Taksi Bandara Sultan Hasanuddin, 18 Km Bayar Rp 145rb

  1. sekarang taxi bandara Sultan hsanudin makin liar, ktika cari pnumpang wajahnya sprti pngemis, pas SDH dpt brubah jd iblis, saya salah satu yg mngalami kjadian tak menyenangkan oleh oknum sopir taxi bandara Sultan hasanuddin

    Suka

Tinggalkan komentar